Rasulullah Shallallahu ’Alaihi wa Sallam menobatkan
Sayyidina Ali sebagai Pintu Gerbang Ilmu. Rasulullah bersabda:
اَنَا
مَدِيْنَةُ الْعِلْمِ وَعَلِيٌّ بَابُهَا
”Aku adalah Kota Ilmu, sedangkan Ali ibnu Abi Thalib
adalah pintu gerbangnya”.
Pernyataan Rasulullah ini menimbulkan perasaan iri kaum Khawarij
terhadap Sayyidina Ali, maka mereka bersepakat untuk menguji Sayyidina Ali.
Mereka berkata, ”Kita ajukan kepadanya satu pertanyaan, kita lihat nanti
bagaimana jawabannya, jika dia menjawab pertanyaan kita dengan jawaban yang
berbeda-beda, berarti dia benar-benar brilliant, seperti yang disabdakan
Rasulullah Shallallahu ’Alaihi wa Sallam.
Kemudian satu per satu mereka datang menyampaikan
pertanyaan, ”Wahai Ali, istimewa manakah antara ilmu dan harta?”
Sungguh luar biasa, Ali ibnu Abi Thalib menjawab pertanyaan
mereka dengan jawaban yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Berikut
adalah jawaban beliau kepada masing-masing kaum khawarij yang mengujinya
tersebut :
Orang pertama : Ilmu lebih istimewa daripada harta, sebab ilmu adalah
warisan para nabi, sedangkan harta adalah warisan Qorun, Haman dan Fir’aun.
Orang kedua :
Ilmu lebih istimewa daripada harta, sebab ilmu selalu menjagamu, sedangkan
engkau harus menjaga harta milikmu.
Orang ketiga : Ilmu lebih istimewa daripada harta, sebab orang
berharta banyak musuhnya, tapi orang berilmu banyak temannya.
Orang keempat : Ilmu lebih istimewa daripada harta, sebab harta bila diinfaqkan semakin berkurang, sedangkan ilmu bila diinfaqkan semakin bertambah.
Orang kelima : Ilmu lebih istimewa daripada harta, sebab orang berharta dipanggil dengan sebutan kikir dan hina, sedangkan orang berilmu dipanggil dengan sebutan agung dan mulia.
Orang keenam : Ilmu lebih istimewa daripada harta, sebab ilmu tidak perlu dijaga, sedangkan harta harus dijaga agar tidak diambil pencuri.
Orang ketujuh : Ilmu lebih istimewa daripada harta, sebab orang berharta di hari kiamat dihisab dengan berat, sedangkan orang berilmu akan memberi syafaat di hari kiamat.
Orang kedelapan : Ilmu lebih istimewa daripada harta, sebab harta akan habis dan rusak dengan berjalannya waktu, sedangkan ilmu tidak akan habis dan tidak rusak.
Orang kesembilan : Ilmu lebih istimewa daripada harta, sebab harta dapat membuat hati menjadi keras, sedangkan ilmu akan menerangi hati.
Orang kesepuluh : Ilmu lebih istimewa daripada harta, sebab orang yang berharta seringkali takabur mengaku sebagai tuhan, sedangkan orang berilmu menyadari posisinya sebagai hamba Allah.
Hebat ya, Sayyidina Ali ?????.